Senin, 23 Oktober 2023

Kesehatan Reproduksi Remaja Ruang Lingkup dan Unsur-unsurnya

Kesehatan Reproduksi Remaja Ruang Lingkup dan Unsur-unsurnya

Kesehatan Reproduksi pada dasarnya kesehatan reproduksi merupakan unsur yang dasar dan penting dalam kesehatan umum, baik untuk laki-laki dan perempuan. Selain itu, kesehatan  reproduksi  juga  merupakan  syarat  ensensial  bagi  kesehatan  bayi, anak-anak,  remaja,  orang  dewasa  bahkan  orang-orang  yang  berusia  setelah masa reproduksi.

Reproduksi secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampun untuk “membuat kembali”. Dalam kaitannya dengan kesehatan, reproduksi diartikan sebagai kemampuan seseorang memperoleh keturunan (beranak).1

Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pengertiannya

Menurut WHO dan ICPD (International conference on Population and Development) 1994 yang diselenggarakan di Kairo kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat  yang menyeluru, meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya maupun proses reproduksi itu sendiri. 2

Sesuai dengan definisi tersebut “Pelayanan kesehatan reproduksi” secara luas didefinisikan sebagai konstelasi metode, teknik dan pelayanan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dengan cara mencegah dan memecahkan masalah kesehatan reproduksi.

Menurut Mariana Amiruddin, definisi kesehatan reproduksi adalah sekumpulan metode, teknik, dan pelayanan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi yang mencakup kesehatan seksual, status kehidupan dan hubungan perorangan, bukan semata konsultasi dan perawatan yang berkaitan dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.3

Isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi kadang merupakan isu yang pelik dan sensitif, seperti hak-hak reproduksi, kesehatan seksual, penyakit  menular seksual  (PMS) termasuk  HIV /  AIDS,  kebutuhan  khusus remaja, dan perluasan jangkauan pelayanan ke lapisan masyarakat kurang mampu atau mereka yang tersisih. Karena proses reprouksi terjadi melalui hubungan seksual, definisi kesehatan reproduksi mencakup kesehatan seksual yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup dan hubungan antara individu, jadi bukan hanya konseling dan pelayanan untuk proses reproduksi dan PMS. 

Dalam wawasan pengembangan kemanusiaan, merumuskan pelayanan ksehatan reproduksi sangat penting mengingat dampaknya juga terasa dalam kualitas hidup pada generasi berikutnya. Sejauh mana orang dapat menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara aman dan sehat sesunggunya tercermin dari kondisi kesehatan selama siklus kehidupannya mulai dari saat konsepsi, masak anak, remaja, dewasa hingga masa paska usia reproduksi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan reproduksi adalah suatu cara untuk pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi meliputi kesehatn fisik, mental, sosial dan bukan sekedar tidak hanya konsultasi dan keperawatan yang berkaitan dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.

Masa   remaja   sebagai   titik   awal   proses   reproduksi   menunjukkan persiapan strategi interfrensi perlu dimulai jauh sebelum masa usia subur. Nilai anak perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat, dan bagaimana perlakuan   yang   mereka   terima   merupakan   faktor   penting   yang   turut menentukan keshatan reproduksi mereka dimasa datang.

Menurut Robert Havinghurst dalam sarlito, seorang remaja dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan sehubungan dengan perubahan- perubahan fisik dan peran sosial yang sedang terjadi pada dirinya. tugas-tugas itu adalah menerima kondisi fisiknya yang berubah.4

Bagi  masa  remaja  awal,  adanya  kematangan  jasmani  (seksual)  itu umumnya  digunakan  dan  dianggap  sebagai  ciri-ciri  primer  akan  datangnya masa remaja. Adapun ciri-ciri lain disebutnya sebagai ciri-ciri sekunder dan ciri-ciri tertier. 

Ciri-ciri sekunder dapat disebutkan anatara lain :

Ciri-ciri sekunder Pria :

·          a)  Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis, dan lain-lain.

·          b)  Selaput suara semakin membesar dan berat.

·          c)  Badan mulai membentuk segi tiga, urat-urat pun jadi kuat, dan muka bertambah persegi.

Ciri-ciri sekunder wanita :

·          a)  Pinggul semakin besar dan melebar.

·          b)  Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak).

·          c)  Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi.

·          d)  Muka menjadi bulat dan berisi

 

Adapun   ciri-ciri   tertier   antara   lain,   biasanya   diwujudkan   dalam perubahan  sikap  dan  perilaku,  contoh  bagi  pria  ada  perubahan  mimik  jika bicara, cara berpakaian, cara mengatur rambut, bahasa yang diucapkan, aktingnya dan lain-lain. Bagi wanita, ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara pakaian, jalannya, dan lain-lain.

Prinsip-prinsip reproduksi yang meliputi menstruasi, kehamilan, proses melahirkan, memelihara diri agar tetap tampil rapi dan bersih, bertingkah laku sopan  dalam  menjaga  diri,  dan  menghindari  hubungan  seksual  sebelum menikah.6

Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Menurut  Program  Kerja  WHO  ke  IX  (1996-2001)  pada  Mei  1994, masalah kesehatan reproduksi ditinjau dari pendekatan keluarga meliputi :

·          a.   Praktik  tradisional  yang  berakibat  buruk  semasa  anak-anak  (seperti  : mutilasi genital, diskriminasi nilai anak).

·          b.   Masalah kesehatan reproduksi remaja (kemungkinan besar dimulai sejak masa  kanak-kanak  yang  seringkali  muncul  dalam  bentuk  kehamilan remaja, kekerasan / pelecehan seksual dan tindakan seksual tidak aman).

·          c.   Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya terkait dengan isu aborsi tidak aman.

·          d.   Mortalitas  dan  morbiditas  ibu  dan   anak   (sebagai  kesatuan)  selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas, yang diikuti dengan malnutrisi anemia, bayi berat lahir rendah.

·          e.   Infeksi   Saluran   Reproduksi   (ISR),   yang   berkaitan   dengan   Penyakit Menular Seksual (PMS).

·          f.   Kemandulan yang berkaitan dengan ISR / PMS.

·          g.   Sindrom pre dan post menopause (andropause), dan peningkatan resiko kanker organ reproduksi.

·          h.   Kekurangan  hormon  yang menyebabkan  osteoporosis  dan  masalah usia lanjut lainnya.

Masa   remaja   sebagai   titik   awal   proses   reproduksi   menunjukkan persiapan strategi intervensi perlu dimulai jauh sebelum masa usia subur. Nilai anak perempuan dan anak laki-laki dalam keluarga dan masyarakat, dan bagaimana perlakuan yang mereka terima merupakan faktor penting yang turut menentukan kesehatan reproduksi mereka dimasa mendatang.

Dixon menjelaskan bahwa kondisi seksual dikatakan sehat apabila seseorang berada dalam beberapa kondisi. Pertama, terbebas dan terlindung dari kemungkinan tertularnya penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual. Kedua,  terlindung  dari  praktik-praktik  berbahaya  dan  kekerasan  seksual. Ketiga, dapat mengontrol akses seksual orang lain terhadapnya. Keempat, dapat memperoleh kenikmatan  atau kepuasan  seksual.  Kelima, dapat  memperoleh informasi  tentang  seksualitas. 7   Sedangkan,  individu  dikatakan  bebas  dari gangguan reproduksi apabila yang bersangkutan:

 

·          a.   Aman dari kemungkinan kehamilan yang tidak dikehendaki

·          b.   Terlindung dari praktek reproduksi yang berbahaya

·          c.   Bebas memilih alat kontrasepsi yang cocok baginya

·          d.   Memiliki akses terhadap informasi tentang alat kontrasepsi dan reproduksi e.   Memiliki akses terhadap perawatan kehamilan dan pelayanan persalinan yang aman

·          f.   Memiliki akses terhadap pengobatan kemandulan (infirtility).

·           

Unsur-unsur Kesehatan Reproduksi Remaja

Upaya  promosi  dan  pencegahan  masalah  kesehatan  reproduksi  juga perlu diarahkan pada masa remaja atau peralihan dari masa anak menjadi dewasa,  dimana  perubahan-perubahan  dari  bentuk  dan  fungsi  tubuh  terjadi dalam waktu relatif cepat. Masa pubertas ditandai dengan berkembangnya tanda seks sekunder dan berkembangnya jasmani secara pesat, menyebabkan remaja secara fisik mampu melakukan fungsi dan proses reproduksi tersebut. Informasi dan penyuluhan, konseling dan pelayanan klinis perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja.

Remaja merupakan fase kehidupan manusia yang spesifik. Pada saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa ini berdampak  macam-macam  pada  fisik  dan  jiwa  remaja.  Secara  fisik  akan muncul apa yang disebut sebagai tanda-tanda seks sekunder seperti payudara membesar,  bulu-bulu  kemaluan  tumbuh,  haid  pada  perempuan,  dan  mimpi basah pada laki-laki. Secara psikologis muncul  dorongan birahi  yang besar tetapi juga secara psikologis mereka masaih dalam peralihan dari anak-anak kedewasa.  Secara  biologis  aktivitas  organ  dan  fungsi  reproduksi  mereka

meningkat pesat tetapi secara psikoloogis aktivitas organ dan fungsi reproduksi mereka  meningkat  pesat  tetapi  secara  psikologis  dan  sosiologis  mereka dianggap belum siap menjadi dewasa. Konflik  yang terjadi antara berbagai perkembangan tersebut membuat mereka juga beresiko mengalami masalah kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi tersendiri.

Oleh  karena  itu  kesehatan  seksual  dan  kesehatan  reproduksi  remaja perlu ditangani secara khusus dengan cara-cara yang ditunjukkan untuk menyiapkan mereka menjadi remaja (yang kelak menjadi orang tua) yang bertanggung jawab. Mereka bukan saja memerlukan informasi dan pendidikan, tetapi juga pelayanan  kesehatan  seksual  dan  reproduksi  mereka.  

Pemberian informasi dan pendidikan tersebut harus dilakukan dengan menghormati kerahasiaan dan hak-hak privasi lain mereka. Masalah kesehatan seksual dan reproduksi adalah isu-isu seksual remaja, termasuk kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman, penyakit menular melalui seks, dan HIV / Aids, dilakukan  pendekatan  melalui  promosi  perilaku  seksual  yang  bertanggung jawab dan reproduksi yang sehat, termasuk disiplin pribadi yang mandiri serta dukungan  pelayanan  yang  layak  dan  konseling  yang  sesuai  secara  spesifik untuk umur mereka. Penekana kehamilan remaja secara umum juga diharapkan.

Hal-hal yang ada seputar kesehatan reproduksi remaja antara lain.

a.   Kesehatan Alat- alat Reproduksi

Masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi kesehatan lat-alat reproduksi ini menyentuh remaja perempuan juga remaja laki-laki. Masalah- masalah yang dihadapi remaja perempuan antara lain adalah payudara mengeluarkan cairan, benjolan pada payudara, masalah seputar haid (nyeri haid yang tidak teratur), keputihan, dan infeksi saluran reproduksi. Selain itu juga diajukan pertanyaan-pertanyaan, seputar siklus haid, waktu terjadinya masa subur, masalah keperawanan  dan  masalah  jerawat.  Masalah-masalah yang  berkenaan  dengan  kesehatan  alat-alat  reproduksi  yang dihadapi  oleh remaja laki-laki antara lain  adalah  masalah bentuk dan ukuran penis, jumlah testis tidak lengkap dan hernia scrotalis.

b.   Hubungan dengan Pacar

Persoalan-persoalan yang mewarnai hubungan dengan pacar adalah masalah kekerasan oleh pacar, tekanan untuk melakukan hubungan seksual, pacar cemburuan, pacar berselingkuh dan bagai mana menghadapi pacar yang pemarah. Tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan bila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah di lakukan pasangannya.

c.   Masturbasi

Masturbasi atau onani adalah salah satu cara yang dilakukan jika seseorang tidak mampu mengendalikan dorongan seksual yang dirasakannya. Jika dibandingkan dengan melakukan hubungan seksual, maka onani dapat dikatakan mengandung resiko yang lebih kecil bagi pelakunya untuk menghadapi  kehamilan  yang  tidak  dikehendaki  dan  penularan  penyakit menular seksual. Bahaya onani adalah apabila dilakukan dengan cara tidak sehat misalnya menggunakan alat yang bisa menyebabkan luka atau infeksi. Onani juga bisa menimbulkan masalah bila terjadi ketergantungan / ketagihan, bisa juga menimbulkan perasaan bersalah.

d.   Hubungan Seksual Sebelum Nikah

Cara para remaja berpacaran dewasa ini berkisar dari melakukan ciuman bibir, raba-raba daerah sensitif, saling menggesekkan alat kelamin (petting) sampai ada pula yang melakukan senggama. Perkembangan zaman juga mmpengaruhi perilaku seksual dalam berpacaran para remaja. Hal ini dapat dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan remaja pada beberapa tahun yang lalu seperti berciuman dan  bercumbu, kini sudah dianggap biasa. Bahkan,  ada sebagian kecil dari mereka setuju dengan free sex. Perubahan dalam nilai ini, misalnya  terjadi  dengan  pandangan  mereka  terhadap  hubungan  seksual sebelum menikah.

e.  Penyakit Menular Seksual

Hubungan seksual sebelum menikah juga berisiko terkena penyakit menular seksual seperti sifilis, gonorhoe (kencing nanah), herps sampai terinfeksi HIV.

f.   Aborsi

Salah satu cara menghadapi kehamilan yang tidak di inginkan adalah dengan melakukan tindakan aborsi. Aborsi masih merupakan tindakan yang ilegal di Indonesia. Upaya sendiri untuk melakukan aborsi banyak dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan tertentu, jamu, dan lain-lain.

 

 Manfaat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh remaja. Hal ini dikarenakan dengan memiliki informasi dan pengetahuan yang benar maka remaja akan banyak mengambil manfaat. Dampak positif dari pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi yaitu dapat mencegah perilaku seks pranikah serta dampaknya termasuk kehamilan tidak di inginkan, HIV/AIDS, dan IMS dapat dicegah.9

Remaja dapat mengambil keputusan apakah memang dia menginginkan atau tidak dengan pikiran yang sehat, karena remaja sudah mengetahui dampak positif  negatifnya.  Remaja  akan  menghindari  situasi-situasi  yang  membuat remaja terpaksa atau dipaksa untuk melakukan hubungan seksual. Seringkali, dalam suatu proses berpacaran, remaja diminta oleh pasangannya untuk melakukan hubungan seksual dengan alasan saling mencintai dan untuk membuktikan cinta tersebut kepasangan. Remaja yang memahami informasi tentang kesehatan reproduksi dengan baik akan mampu menolak jika dipaksa oleh pasangannya untuk melakukan hubungan seksual.

Remaja yang mempunyai pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi   dapat   berhati-hati   dalam   melangkah.   Remaja   akan   dapat memberikan   penilaian   mengenai   patut   tidaknya   melakukan   melakukan hubungan  seksual  dengan  pasangannya  sebelum  menikah.  Penilaian  yang dibuat remaja tersebut dilakukan secara sadar bukan keterpaksaan. 


FAQs: Kesehatan Reproduksi Remaja Ruang Lingkup dan Unsur-unsurnya

Ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi apa saja?

Ruang lingkupnya meliputi kesehatan ibu dan bayi baru lahir, pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi, pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi, kesehatan reproduksi remaja, kanker pada usia lanjut dan berbagai aspek reproduksi lain.


Kesehatan reproduksi remaja meliputi apa saja?

  • Pengetahuan Dasar Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
  • Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi.
  • Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta dampaknya pada kondisi kesehatan organ reproduksi.
  • Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual.


Apa saja ruang lingkup pelayanan kesehatan reproduksi esensial Pkre?

PKRE mencakup empat komponen/program yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, pencegaha dan penanggulangan Infeksi Menular Seksusal (IMS), termasuk HIV/AIDS.


Apakah yang dimaksud kesehatan reproduksi?

Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.


Apa tujuan utama kesehatan reproduksi?

Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kepada setiap individu dan pasangannya secara komprehensif, khususnya kepada remaja agar setiap individu mampu menjalani proses reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab serta terbebas dari perlakuan diskriminasi dan kekerasan.


Apa pentingnya kesehatan reproduksi pada remaja?

Pengetahuan masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja tetapi juga bagi remaja laki-laki juga harus mengetahui dan mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah yang merugikan bagi remaja.


Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja?

Masih dalam ingatan kita bahwa pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja merupakan kondisi sehat yang menyangkut sistem (fungsi, komponen dan proses) reproduksi yang dimiliki remaja.


Sebutkan tiga hal atau langkah dalam menjaga kesehatan reproduksi remaja?

PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN ALAT REPRODUKSI PADA REMAJA

Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat.

Pakaian dalam (CD) diganti minimal 2 kali sehari.

Pastikan area organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap.


Apa saja faktor faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit pada sistem reproduksi manusia?

Penyakit reproduksi merupakan penyakit yang terjadi pada organ-organ reproduksi. Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi, hormon, genetik, dan berbagai faktor lainnya. Infeksi yang terjadi pada organ reproduksi perempuan dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, maupun kombinasinya.


Siapa saja sasaran kesehatan reproduksi?

Sasaran pembinaan kesehatan reproduksi adalah remaja usia 10–24 tahun dan kelom- pok masyarakat/orang dewasa yang peduli dengan permasalahan remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penyakit dan Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria

  Penyakit dan Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria Ada beberapa penyakit dan gangguan yang biasa muncul pada sistem reproduksi pria. Gang...